Ramadhan, Bulan Penuh Hikmah
Kewajiban menjalankan puasa di bulan Ramadhan
seringkali menciptakan berbagai cerita. Baik
itu cerita lucu, cerita konyol, cerita sedih yang mengharu-biru, atau cerita
yang penuh dengan tangis kebahagiaan. Semua cerita dan kenangan tak terlupakan
itu akan dimiliki oleh setiap umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali.
Lygia Pecanduhujan dan ke-41 penulis terpilih lainnya,
berani membuka kembali kenangan suka dan duka mereka saat menyambut bulan
Ramadhan dan jelang Hari Raya Idul Fitri untuk dirangkum dalam sebuah kumpulan
kisah penuh hikmah.
Sebanyak 44 kisah inspiratif akan membawa kita larut
dalam tawa bahagia, sedu sedan terpendam dan kikik geli yang tertahan akibat
keindahan gaya bertutur masing-masing penulisnya. Mereka mampu menyajikan
pengalaman kocak, sedih maupun gembira, dalam susunan kalimat yang cukup apik
untuk dibaca.
Kisah-kisah tersebut terbagi ke dalam 3 tema, yaitu Unforgotten Ramadhan, Air Mata Itu, dan
Ramadhan Penuh Cinta.
Tema pertama, Unforgotten
Ramadhan, menyuguhkan kisah-kisah unik yang dialami oleh para penulisnya.
Mereka membagikan pengalaman saat berpuasa menjadi momen yang penuh dengan
memori sarat luapan emosi, tetapi juga indah untuk diceritakan. Semua kisah
lucu maupun mengesalkan itu tidak membuat cerita-cerita tersebut kehilangan
makna untuk bisa dijadikan pelajaran dan teladan. Pada bagian pertama ini, sebanyak 14 kisah
menarik, siap untuk dihidangkan.
Salah satunya adalah sebuah kisah yang ditulis Ranny
Wudyanti. Bagi Ranny, menjalankan puasa pertamanya di negeri Jiran sebagai
seorang isteri, bukanlah hal mudah. Hal ini tertuang dalam tulisannya yang
berjudul Jamuan Ramadhan. Keinginan untuk memberikan jamuan buka puasa dan
sahur terbaik untuk keluarga kecilnya tak membuatnya patah semangat, meski
peralatan dan kemampuan memasaknya cukup minim. Peristiwa menggelikan saat
hidangan soto Bandung dan puding kopi yang disajikan tak sesukses yang
diinginkan, mampu membuat pembaca tersenyum-senyum penuh arti. Mungkin hal ini
juga pernah dialami oleh para pengantin baru lainnya.
Berbeda dengan Ranny, Lygia dalam kisah berjudul
Lebaran Sandal Jepit, menuturkan pilihannya untuk merelakan sepatu sandal kesayangannya diberikan kepada mertua
tercinta, sementara dirinya pulang menggunakan sandal jepit. Baginya,
memberikan barang kesayangan pada orang tercinta jauh lebih menghangatkan hati
daripada memedulikan pandangan orang lain terhadap kita.
Tema kedua, Air Mata Itu, terdiri dari beberapa kisah
mengharukan yang dapat mengaduk-aduk perasaan kita. Beberapa kisah diantaranya
mampu memaksa air mata menetes perlahan. Ternyata bagi sebagian orang, bulan
Ramadhan yang pernah dilalui adalah bulan penuh ujian dan perjuangan. Perasaan
hampa saat ibunda telah tiada (Idul Fitri Terhampa, Nunik Utami), dan
bimbangnya hati mengetahui diri telah
berbadan dua saat kondisi ekonomi kurang mendukung (Aku Bahkan Rela Mati
Untuknya, Nia Haryanto), adalah dua dari 19 kisah yang tersaji lezat bergizi.
Terakhir adalah tema Ramadhan Penuh Cinta. Pada bagian
ini terangkum rekaman peristiwa penuh keajaiban cinta. Mulai dari serunya
berburu bingkisan lebaran bersama suami (Seminggu 3 Mall, 2 Plaza dan 4 Pasar,
Oci YM), sampai indahnya hidup berdampingan walaupun dalam satu keluarga
terdiri dari berbeda agama (Unity in Diversity, Archa Bella). Ke-11 cerita pada
bagian terakhir ini cukup mampu membuat pembacanya tersenyum simpul, namun tak
sampai lupa akan hikmah dibalik cerita.
Buku hasil kerja sama P.T. Gramedia dengan Indscript
Redaksi dan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) ini adalah sebuah kolaborasi
yang cukup serasi. Sebagian besar penulis adalah perempuan. Buku ini sepertinya
merupakan sebuah wujud nyata dari usaha untuk sebanyak mungkin memberdayakan
perempuan-perempuan di Indonesia dalam dunia tulis menulis. Menulis kisah-kisah
yang ada di sekitar kita ke dalam sebuh kumpulan kue cerita (Storycake).
Diantaranya adalah kisah-kisah menarik selama bulan Ramadhan.
Bulan
Ramadhan memang selalu menyisakan sebuah kisah untuk kita semua. Cerita apa pun
itu, pastinya akan memberi makna mendalam di hati masing-masing individu yang
mengalaminya. Pelajaran berharga dari pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang lain, segera dipetik untuk menjadikan diri kita lebih baik dari
sebelumnya. Sepotong kisah yang ada di dalam buku ini mungkin dapat kita
jadikan sebagai bahan pelajarannya.
Judul buku :
Storycake for Ramadhan
Penulis
: Lygia Pecanduhujan, dkk
Penerbit
: P.T. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan
: Agustus 2011
Halaman : ix + 262 halaman
No comments:
Post a Comment