Menapaki
Ujian Hidup dengan Kekuatan Cinta
Perjalanan hidup seseorang di dunia ini bak sebuah alat
pemasang tiang pancang bangunan yang selalu bergerak naik turun. Kadang di
atas, kadang di bawah. Kadang penuh suka cita, kadang penuh duka cita. Dentang
mesinnya yang berisik saat menumbuk tanah seolah mewakili kegundahan hati kala
musibah itu datang, dengan menciptakan denyut jantung yang berdebar kencang.
Diperlukan
keteguhan berpikir untuk tetap optimis dan percaya bahwa setiap nikmat dan musibah
yang datang menghampiri selalu memiliki hikmah. Agaknya sang penulis buku
Miracle of Love, Eko Pratomo dan Dian Syarief, menyadari benar hal itu. Ujian
penyakit Lupus telah diberikan Tuhan kepada Dian, seorang mantan manajer Public
Relation Bank Bali (kini Bank Permata). Suaminya, Eko Pratomo, memilih untuk
selalu setia mendampingi istri yang dikasihinya. Eko Pratomo adalah seorang
lulusan ITB dengan spesialisasi bidang aeronautika. Sejak 2010, Eko memutuskan
untuk menjadi senior advisor di PT BNP
Paribas Investment Partners. Hal itu ia lakukan agar bisa membantu istrinya
dalam melakukan kegiatan sosial.
Senyum, tawa, sedu sedan dan perasaan haru mengisi
hari-hari mereka. Penderitaan, kegundahan, kebingungan, dan perenungan yang
dalam akhirnya dituangkan dalam sebuah buku. Buku berisi kisah inspiratif ini
diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk memandang hidup dengan cara
yang berbeda.
Seperti
halnya buku-buku bertema kisah inspiratif lainnya, buku ini juga memuat
pesan-pesan tersirat untuk dapat dengan cerdik ditangkap oleh pembacanya. Buku
Miracle of Love tidak melulu menceritakan kisah perjuangan Dian dalam mengatasi
penyakit yang dideritanya. Buku ini juga memuat beberapa penjelasan mengenai
penyakit Lupus itu sendiri, juga beberapa puisi yang dipersembahkan Eko untuk
Dian. Buku ini lebih berisi kumpulan tulisan Dian dibandingkan dengan Eko
Pratomo. Tulisan Eko lebih banyak berfungsi sebagai “jembatan” yang
menghubungkan tulisan Dian yang satu dengan tulisan lainnya. Menulis adalah
salah satu cara Dian melepas kegundahannya. Beberapa tulisan Dian yang telah
dimuat di berbagai media cetak seperti Majalah Femina dan The Jakarta Post,
dihadirkan pula dalam buku ini. Tulisan dari beberapa dokter pemerhati Lupus
juga dapat dibaca dalam buku ini.
Dalam buku Miracle of Love, Dian membagi
kisah hidupnya saat ia harus menghadapi serangan penyakit Lupus. Pada awal
tahun 1999, Dian divonis menderita penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus) yang hingga kini belum diketahui
obatnya. Lupus adalah penyakit autoimun. Pada penderita Lupus, zat anti yang
dibentuk sistem kekebalan tubuh yang biasanya berfungsi melindungi tubuh
melawan kuman, malah berbalik menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Penyakit ini
biasanya sulit terdeteksi dengan cepat karena gejalanya sering menyerupai
gejala penyakit lain.
Berkali-kali Dian harus dioperasi karena Lupus membuat
organ-organ vitalnya mudah terserang infeksi. Akibat Lupus, Dian harus rela
kehilangan 95% penglihatannya. Lupus telah membuat otaknya mengalami infeksi
sehingga mempengaruhi saraf penglihatannya. Belum lagi efek samping dari obat
prednison dosis tinggi yang harus ia konsumsi seumur hidup untuk mengendalikan
penyakit Lupusnya. Hal yang paling berat adalah saat pasangan Dian dan Eko
harus rela tidak dapat memiliki keturunan. Hal itu terjadi karena rahim Diam
terpaksa diangkat akibat terus menerus mengalami perdarahan hebat.
Ujian sakit yang bertubi-tubi tak mampu membuat Dian
terpuruk. Sebaliknya, ia bertekad untuk bangkit dan membantu meringankan beban
sesama penderita Lupus dan Lovi (Low Vision). Kekuatan Cinta Eko lah yang telah
membuatnya terus bertahan. Begitu pula doa dan dzikir yang tak putus Dian gumamkan
dalam setiap sujudnya pada Tuhan.
Untuk mewujudkan kepeduliannya pada sesama penderita
Lupus, Dian dan Eko mendirikan Yayasan Syamsi Dhuha. Yayasan ini telah mendapat
berbagai penghargaan tingkat Internasional. Melalui yayasan yang dikelolanya,
Dian merangkul para penderita Lupus terutama yang berada di daerah Bandung,
juga dokter dan masyarakat pemerhati Lupus. Bersama-sama mereka, Dian
menyelenggarakan berbagai program seperti membuka klinik pengobatan MEDISa, menghimpun
bantuan untuk OKM (Odapus/Orang dengan Lupus Kurang Mampu), CFL (Care for Lupus
and Low Vision), MIRSa (Majelis Ilmu Riyadhus Sakinah) yang melakukan tafakur
tiap hari jumat, dan FINSa untuk mengelola dana zakat dan infak dari
masyarakat.
Satu hal menarik, buku ini dilengkapi dengan Audio book yang berisi intisari dari
buku Miracle of Love agar para pembaca dari kalangan LoVi (Low Vision) dapat
ikut menikmati.
Melalui kisah perjalanan hidup Dian dan Eko, para
pembaca seperti kembali disadarkan akan pentingnya menabung bekal untuk
kehidupan abadi di akhirat nanti. Kehidupan yang berorientasi akhirat bukan
berarti melupakan kehidupan dunia, melainkan untuk mencapai keseimbangan
kehidupan yang baik.
Musibah bisa menghampiri kita
kapan saja. Tak perlu harus menunggu terjangkit salah satu penyakit mematikan
terlebih dahulu untuk peduli dan memberikan cinta pada sesama manusia. Limpahan
cinta yang diberikan Eko pada istrinya terbukti mampu memberikan kekuatan untuk
terus berjuang bertahan hidup. Makin banyak masyarakat yang ikhlas memberikan
cinta kasihnya pada penderita penyakit mematikan seperti Lupus, makin banyak
pula Dian-Dian lainnya yang akan terbantu.
Judul :
Miracle of Love, Dengan Lupus Menuju Tuhan
Penulis :
Eko Pratomo & Dian Syarief
Editor :
Agustin Rozalena
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan :
2011
Halaman :
xx + 286 halaman
No comments:
Post a Comment