Monday, July 6, 2015

Miracle of Love, Dari Lupus Menuju Tuhan

Menapaki Ujian Hidup dengan Kekuatan Cinta



Perjalanan hidup seseorang di dunia ini bak sebuah alat pemasang tiang pancang bangunan yang selalu bergerak naik turun. Kadang di atas, kadang di bawah. Kadang penuh suka cita, kadang penuh duka cita. Dentang mesinnya yang berisik saat menumbuk tanah seolah mewakili kegundahan hati kala musibah itu datang, dengan menciptakan denyut jantung yang berdebar kencang.
  Diperlukan keteguhan berpikir untuk tetap optimis dan percaya bahwa setiap nikmat dan musibah yang datang menghampiri selalu memiliki hikmah. Agaknya sang penulis buku Miracle of Love, Eko Pratomo dan Dian Syarief, menyadari benar hal itu. Ujian penyakit Lupus telah diberikan Tuhan kepada Dian, seorang mantan manajer Public Relation Bank Bali (kini Bank Permata). Suaminya, Eko Pratomo, memilih untuk selalu setia mendampingi istri yang dikasihinya. Eko Pratomo adalah seorang lulusan ITB dengan spesialisasi bidang aeronautika. Sejak 2010, Eko memutuskan untuk menjadi senior advisor di PT BNP Paribas Investment Partners. Hal itu ia lakukan agar bisa membantu istrinya dalam melakukan kegiatan sosial.
Senyum, tawa, sedu sedan dan perasaan haru mengisi hari-hari mereka. Penderitaan, kegundahan, kebingungan, dan perenungan yang dalam akhirnya dituangkan dalam sebuah buku. Buku berisi kisah inspiratif ini diharapkan dapat menginspirasi orang lain untuk memandang hidup dengan cara yang berbeda.
            Seperti halnya buku-buku bertema kisah inspiratif lainnya, buku ini juga memuat pesan-pesan tersirat untuk dapat dengan cerdik ditangkap oleh pembacanya. Buku Miracle of Love tidak melulu menceritakan kisah perjuangan Dian dalam mengatasi penyakit yang dideritanya. Buku ini juga memuat beberapa penjelasan mengenai penyakit Lupus itu sendiri, juga beberapa puisi yang dipersembahkan Eko untuk Dian. Buku ini lebih berisi kumpulan tulisan Dian dibandingkan dengan Eko Pratomo. Tulisan Eko lebih banyak berfungsi sebagai “jembatan” yang menghubungkan tulisan Dian yang satu dengan tulisan lainnya. Menulis adalah salah satu cara Dian melepas kegundahannya. Beberapa tulisan Dian yang telah dimuat di berbagai media cetak seperti Majalah Femina dan The Jakarta Post, dihadirkan pula dalam buku ini. Tulisan dari beberapa dokter pemerhati Lupus juga dapat dibaca dalam buku ini.
            Dalam buku Miracle of Love, Dian membagi kisah hidupnya saat ia harus menghadapi serangan penyakit Lupus. Pada awal tahun 1999, Dian divonis menderita penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus) yang hingga kini belum diketahui obatnya. Lupus adalah penyakit autoimun. Pada penderita Lupus, zat anti yang dibentuk sistem kekebalan tubuh yang biasanya berfungsi melindungi tubuh melawan kuman, malah berbalik menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Penyakit ini biasanya sulit terdeteksi dengan cepat karena gejalanya sering menyerupai gejala penyakit lain.
Berkali-kali Dian harus dioperasi karena Lupus membuat organ-organ vitalnya mudah terserang infeksi. Akibat Lupus, Dian harus rela kehilangan 95% penglihatannya. Lupus telah membuat otaknya mengalami infeksi sehingga mempengaruhi saraf penglihatannya. Belum lagi efek samping dari obat prednison dosis tinggi yang harus ia konsumsi seumur hidup untuk mengendalikan penyakit Lupusnya. Hal yang paling berat adalah saat pasangan Dian dan Eko harus rela tidak dapat memiliki keturunan. Hal itu terjadi karena rahim Diam terpaksa diangkat akibat terus menerus mengalami perdarahan hebat.
Ujian sakit yang bertubi-tubi tak mampu membuat Dian terpuruk. Sebaliknya, ia bertekad untuk bangkit dan membantu meringankan beban sesama penderita Lupus dan Lovi (Low Vision). Kekuatan Cinta Eko lah yang telah membuatnya terus bertahan. Begitu pula doa dan dzikir yang tak putus Dian gumamkan dalam setiap sujudnya pada Tuhan.
Untuk mewujudkan kepeduliannya pada sesama penderita Lupus, Dian dan Eko mendirikan Yayasan Syamsi Dhuha. Yayasan ini telah mendapat berbagai penghargaan tingkat Internasional. Melalui yayasan yang dikelolanya, Dian merangkul para penderita Lupus terutama yang berada di daerah Bandung, juga dokter dan masyarakat pemerhati Lupus. Bersama-sama mereka, Dian menyelenggarakan berbagai program seperti membuka klinik pengobatan MEDISa, menghimpun bantuan untuk OKM (Odapus/Orang dengan Lupus Kurang Mampu), CFL (Care for Lupus and Low Vision), MIRSa (Majelis Ilmu Riyadhus Sakinah) yang melakukan tafakur tiap hari jumat, dan FINSa untuk mengelola dana zakat dan infak dari masyarakat.   
Satu hal menarik, buku ini dilengkapi dengan Audio book yang berisi intisari dari buku Miracle of Love agar para pembaca dari kalangan LoVi (Low Vision) dapat ikut menikmati.
Melalui kisah perjalanan hidup Dian dan Eko, para pembaca seperti kembali disadarkan akan pentingnya menabung bekal untuk kehidupan abadi di akhirat nanti. Kehidupan yang berorientasi akhirat bukan berarti melupakan kehidupan dunia, melainkan untuk mencapai keseimbangan kehidupan yang baik.
Musibah bisa menghampiri kita kapan saja. Tak perlu harus menunggu terjangkit salah satu penyakit mematikan terlebih dahulu untuk peduli dan memberikan cinta pada sesama manusia. Limpahan cinta yang diberikan Eko pada istrinya terbukti mampu memberikan kekuatan untuk terus berjuang bertahan hidup. Makin banyak masyarakat yang ikhlas memberikan cinta kasihnya pada penderita penyakit mematikan seperti Lupus, makin banyak pula Dian-Dian lainnya yang akan terbantu.

Judul               : Miracle of Love, Dengan Lupus Menuju Tuhan
Penulis             : Eko Pratomo & Dian Syarief
Editor              : Agustin Rozalena
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan           : 2011

Halaman          : xx + 286 halaman

No comments:

Post a Comment