Tuesday, February 16, 2016

Prahara Suriah



Kesan awal terhadap buku ini adalah “berat”. Butuh energi banyak untuk bisa dibaca sampai tuntas. Selama ini saya lebih sering membaca buku-buku fiksi anak seperti novel atau picture book (Tumben sekali, kali ini tiba-tiba berminat membeli buku yang membahas tentang perang). Kenyataannya, buku ini memang baru bisa saya tuntaskan setelah sebulan membaca. Hehe…

Order langsung sama penulisnya biar dapet tanda tangan :)

Satu alasan paling kuat yang akhirnya menggerakkan saya untuk menghubungi Mba Dina untuk memesan bukunya adalah, saya penasaran dengan isu-isu yang berkembang di media sosial. Terlalu banyak informasi yang membingungkan sehingga saya tidak tahu lagi harus mempercayai yang mana. Benarkah perang di Suriah adalah pertikaian antara mazhab Sunni dan Syiah? Siapakah sebenarnya Presiden Bashar Assad yang kelihatan begitu dibenci banyak orang?
Saya merasa, sudah saatnya saya mencari tahu sendiri. Saya tidak ingin menjadi orang yang terseret arus mayoritas pendapat, ikut-ikutan membenci sesuatu yang saya sendiri juga tidak tahu pasti kebenarannya. Harapannya, dengan membaca buku ini, saya bisa menilai dari sudut pandang lain.
Sang Penulis buku adalah lulusan magister Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Ia pernah berkarir sebagai jurnalis di Islamic Republic of Iran Broadcasting. Mba Dina juga bergabung dengan Global Future Institute sebagai research associate. Dengan pengalaman tersebut, saya yakin karya tulis Mba Dina ini bukan hanya sekadar opini atau obrolan di warung kopi saja.
Sebagai orang yang sangat awam dengan permasalahan Suriah, saya tidak akan terlalu banyak membahas isi “cerita”nya. Yang jelas, hampir semua pertanyaan yang ada di kepala saya (setelah hampir mabuk membaca berbagai opini negatif yang berseliweran di media sosial) bisa terjawab. Cukup banyak bukti yang ditampilkan, sebagai dasar pemikiran sang penulis dalam usaha membeberkan kebenaran yang ada (misalnya, berupa link youtube, terjemahan wawancara Presiden Bashar Assad dengan beberapa media internasional, atau link berita dari berbagai surat kabar terkait perang Suriah).
Buku ini membuat saya sedikit lebih paham dengan apa yang ada terjadi di balik perang di Suriah. Perang ini melibatkan negara-negara adidaya yang masing-masing memiliki agenda tersendiri. Alasan terjadinya perang di Suriah tidak “secemen” yang kita kira. Apa yang saya khawatirkan, ternyata dibahas di dalam buku ini. Bahwa ada hal lain yang harus diwaspadai. Sebuah agenda besar dari negara-negara adidaya untuk menguasai kekayaan alam suatu negara, yaitu dengan cara menciptakan konflik. Jika negara yang dituju sudah porak poranda (contohnya Libya, Irak), mereka dengan mudah memungut dan menguasainya. Dan saat ini giliran Suriah yang sedang “diganggu”.
Sang penulis juga mengungkapkan kekhawatirannya dengan kondisi di Indonesia saat ini. Berbagai konflik kecil mengenai pertikaian antar mazhab mulai sering kita temukan. Pertikaian agama adalah hal yang paling seksi untuk digoreng dan dijadikan bahan perang saudara. Bukan tidak mungkin hal itu terjadi akibat adanya campur tangan negara-negara adidaya yang  juga ingin menguasai kekayaan alam negeri kita. Waspadai agar negara kita tak jatuh dalam jebakan yang dapat menarik kita ke dalam kondisi seperti yang dialami negara Suriah.
Tentunya, masih banyak hal yang ingin saya ketahui tentang kondisi Suriah dan permasalahan global pada umumnya. Saya masih punya banyak PR untuk membaca buku-buku lainnya, agar pemahaman mengenai hal ini semakin mendalam. Sebelum benar-benar paham, saya memilih untuk diam, mengamati, dan mempelajarinya dalam hati.

Beberapa hal yang saya pelajari setelah membaca buku ini :
1. Biasakan melihat suatu permasalahan secara utuh. Jangan sampai kita terlalu cepat manggut-manggut dan menarik kesimpulan hanya setelah membaca judul beritanya saja.  
2. Tumbuhkan sifat kritis dalam menyikapi suatu kabar berita. Ajukan banyak pertanyaan di kepala, sampai kita benar-benar paham dengan permasalahan yang ada.
3. Di era tsunami digital yang ditandai dengan banjirnya informasi, kita harus punya kemampuan menyaring informasi. Berlatih membedakan mana artikel opini, mana artikel berita yang berbasis data faktual. Caranya adalah dengan banyak membaca dari berbagai sumber dan sudut pandang. Apakah berita yang kita baca itu sudah mengikuti kaidah 5W1H? Malas membaca? Artinya menyengajakan diri dibodohi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. 
4. Apa yang tidak terlihat, belum tentu tidak terjadi.

Judul : Prahara Suriah (Membongkar Persekongkolan Multinasional)
Penulis : Dina Y. Sulaeman
Penyelaras aksara : Nie
Desain sampul : Yudi Irawan
Desain isi : Deen
Penerbit : Pustaka IIMaN
Terbit : Juni 2013

No comments:

Post a Comment