”JOHNNY Mushroom” adalah sebuah judul
cerita yang mengusik minat membaca. Ini bukan cerita tentang seorang tukang
masak. Ini adalah sebuah cerita yang menggelitik otak untuk berpikir. Tak hanya
jalan ceritanya yang unik, cerita ini juga mencoba menyuguhkan sebuah
permasalahan sosial yang sebelumnya mungkin tak pernah kita sadari
keberadaannya. Zaky Yamani, sang penulis buku, dengan lancar bertutur tentang
kehidupan seorang pemuda bernama Yadi alias Johnny.
Johnny pertama
kali berkenalan dengan magic mushroom,
si jamur memabukkan, saat ia masih SD. Perkenalan tak sengaja itu sempat
membuat ayah, ibu dan pamannya mencicipi bagaimana rasanya fly. Seperti yang dijelaskan di dalam buku, perasaan fly adalah perasaan santai, melayang dan
damai, kalau tidak bisa dibilang pusing seperti orang terkena vertigo. Niat Johnny untuk membantu
ibunya membawakan lauk untuk makan malah berubah menjadi petaka. Semua anggota
keluarganya mengalami halusinasi yang mengejutkan.
Efek
halusinogenik dari jamur yang ditemukan Johnny kecil di atas tahi sapi itu
pernah membuatnya kapok. Tapi kini tidak lagi. Johnny yang telah beranjak
dewasa mulai menemukan kesenangan baru bergaul dengan sang jamur.
Sebagai seorang
pemuda yang berjiwa hippie, dandanan
nyentrik dan kehidupan ala komunitas skinhead
telah menjadi sahabat terbaiknya. Pun ketika temannya di masa dewasa kembali
memunculkan memori lama tentang jamur itu.
Johnny akhirnya tak ragu menerima tawaran
temannya untuk kembali mencicipi si magic
mushroom. Bahkan memunculkan ide untuk kemudian menjadikannya sebuah bisnis
yang menjanjikan. Apalagi yang kurang dari si magic mushroom ini. Barang asyik, modal kecil, perawatan tak sulit
dan yang penting: legal. Ya, belum ada hukum dan aturan yang melarang jual beli
mushroom di Indonesia, tidak seperti
ganja.
Cerita Johnny Mushroom
hanyalah satu dari 16 cerita pendek yang diramu Zaky dengan sangat apik dan
menggelitik. Menggelitik bukan hanya karena beberapa kalimatnya yang memang
tertata tak biasa, tetapi di akhir setiap cerita seringkali kita akan dibuat
tersenyum miris. Terkadang ingin tertawa dan menangis secara bersamaan.
Sebagian besar
cerita yang ditampilkan, berlatar belakang dunia anak jalanan dan kehidupan
malam. Dalam cerita ”Getir” dan ”Percakapan Antara Mur dan Baut”, sepertinya Zaky
mencoba untuk membuka mata kita semua. Membuka mata bahwa masih banyak hal tak
terselesaikan tentang kehidupan keras manusia-manusia urban. Masih banyak air
mata berserakan di antara megahnya bangunan pabrik dan rumah sakit.
Cerita ”Nihil”
mungkin akan membuat kita sedikit bergidik karena tersaji bak cerita film
gangster dan mafia. Sementara cerita ”Saturdays Night’s Lullaby” mungkin akan membuat
kita terbahak sejenak sebelum akhirnya kembali merenung. Di sinilah gaya black comedy sedikit muncul. Satu hal yang
menarik, dari sekian banyak cerita terselip cerita cinta. Cerita itu mengajak
kita untuk menyadari bahwa rasa sayang akan terpancar dengan sendirinya jika
semua perasaaan terpusat pada seseorang yang kita cintai, bukan dari benda yang
kita berikan sebagai tanda kasih sayang. Beberapa cerita diambil dari sudut
pandang yang unik, meskipun ujung-ujungnya tetap mengambil permasalahan berbau kritik
sosial.
Meskipun memilih
penerbitan secara indie, tetapi
kualitas isi buku tetap digarap serius. Desain sampul yang cukup menarik tampil
dengan warna sederhana. Seperti isi ceritanya yang kebanyakan disajikan dengan
sederhana tetapi bermakna dalam.
Latar belakang
sebagai jurnalis Pikiran Rakyat,
agaknya membuat Zaky memperoleh banyak kesempatan untuk dapat membuat riset
mendalam mengenai kehidupan unik versi masyarakat urban masa kini. Peraih
penghargaan Anugerah Adiwarta Sampoerna
tahun 2009 untuk kategori liputan investigasi sosial ini, berani menceritakan sebuah
kehidupan yang jarang tersentuh dan disadari oleh banyak orang. Sebuah
kehidupan penuh problematika yang tak ada habisnya. Dari mulai kehidupan
pengamen, berandalan, pengangguran, hingga pembunuh bayaran, semuanya terwakili
oleh cerita-cerita yang ada di buku ini.
Buku ini tepat
bagi Anda yang ingin ikut berkelana dengan pengalaman pahit getir sang tokoh di
dalam setiap cerita. Satu hal yang pasti, buku ini lebih cocok untuk dibaca
mereka yang telah berumur 17 tahun ke atas. ***
Judul buku : Johnny Mushroom dan Cerita Lainnya
Penulis : Zaky Yamani
Editor : Reita Ariyanti
Penerbit : Majelis Sastra Bandung
Cetakan : I. Mei 2011
Halaman : vi + 149 halaman
Saya tertarik ingin membaca buku Johnny Mushroom
ReplyDeleteTapi entah dimana bisa membelinya.
Bisa dicoba ditanya di kontak fb penulisnya : zaky yamani. (jurnalis Pikiran Rakyat)
Delete