Kesan awal terhadap buku ini
adalah “berat”. Butuh energi banyak untuk bisa dibaca sampai tuntas. Selama ini
saya lebih sering membaca buku-buku fiksi anak seperti novel atau picture book (Tumben
sekali, kali ini tiba-tiba berminat membeli buku yang membahas tentang perang).
Kenyataannya, buku ini memang baru bisa saya tuntaskan setelah sebulan membaca.
Hehe…
|
Order langsung sama penulisnya biar dapet tanda tangan :) |
Satu alasan paling kuat yang
akhirnya menggerakkan saya untuk menghubungi Mba Dina untuk memesan bukunya
adalah, saya penasaran dengan isu-isu yang berkembang di media sosial. Terlalu
banyak informasi yang membingungkan sehingga saya tidak tahu lagi harus
mempercayai yang mana. Benarkah perang di Suriah adalah pertikaian antara
mazhab Sunni dan Syiah? Siapakah sebenarnya Presiden Bashar Assad yang kelihatan
begitu dibenci banyak orang?
Saya merasa, sudah saatnya saya
mencari tahu sendiri. Saya tidak ingin menjadi orang yang terseret arus
mayoritas pendapat, ikut-ikutan membenci sesuatu yang saya sendiri juga tidak
tahu pasti kebenarannya. Harapannya, dengan membaca buku ini, saya bisa menilai
dari sudut pandang lain.
Sang Penulis buku adalah lulusan
magister Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Ia
pernah berkarir sebagai jurnalis di Islamic Republic of Iran Broadcasting. Mba
Dina juga bergabung dengan Global Future Institute sebagai research associate.
Dengan pengalaman tersebut, saya yakin karya tulis Mba Dina ini bukan hanya
sekadar opini atau obrolan di warung kopi saja.
Sebagai orang yang sangat awam
dengan permasalahan Suriah, saya tidak akan terlalu banyak membahas isi
“cerita”nya. Yang jelas, hampir semua pertanyaan yang ada di kepala saya (setelah
hampir mabuk membaca berbagai opini negatif yang berseliweran di media sosial)
bisa terjawab. Cukup banyak bukti yang ditampilkan, sebagai dasar pemikiran
sang penulis dalam usaha membeberkan kebenaran yang ada (misalnya, berupa link
youtube, terjemahan wawancara Presiden Bashar Assad dengan beberapa media
internasional, atau link berita dari berbagai surat kabar terkait perang Suriah).
Buku ini membuat saya sedikit
lebih paham dengan apa yang ada terjadi di balik perang di Suriah. Perang ini
melibatkan negara-negara adidaya yang masing-masing memiliki agenda tersendiri.
Alasan terjadinya perang di Suriah tidak “secemen” yang kita kira. Apa yang
saya khawatirkan, ternyata dibahas di dalam buku ini. Bahwa ada hal lain yang
harus diwaspadai. Sebuah agenda besar dari negara-negara adidaya untuk
menguasai kekayaan alam suatu negara, yaitu dengan cara menciptakan konflik.
Jika negara yang dituju sudah porak poranda (contohnya Libya, Irak), mereka
dengan mudah memungut dan menguasainya. Dan saat ini giliran Suriah yang sedang “diganggu”.
Sang penulis juga mengungkapkan
kekhawatirannya dengan kondisi di Indonesia saat ini. Berbagai konflik kecil
mengenai pertikaian antar mazhab mulai sering kita temukan. Pertikaian agama
adalah hal yang paling seksi untuk digoreng dan dijadikan bahan perang saudara.
Bukan tidak mungkin hal itu terjadi akibat adanya campur tangan negara-negara
adidaya yang juga ingin menguasai
kekayaan alam negeri kita. Waspadai agar negara kita tak jatuh dalam jebakan
yang dapat menarik kita ke dalam kondisi seperti yang dialami negara Suriah.
Tentunya, masih banyak hal yang
ingin saya ketahui tentang kondisi Suriah dan permasalahan global pada umumnya.
Saya masih punya banyak PR untuk membaca buku-buku lainnya, agar pemahaman
mengenai hal ini semakin mendalam. Sebelum benar-benar paham, saya memilih
untuk diam, mengamati, dan mempelajarinya dalam hati.
Beberapa hal yang saya pelajari
setelah membaca buku ini :
1. Biasakan melihat suatu permasalahan secara
utuh. Jangan sampai kita terlalu cepat manggut-manggut dan menarik kesimpulan
hanya setelah membaca judul beritanya saja.
2. Tumbuhkan
sifat kritis dalam menyikapi suatu kabar berita. Ajukan banyak pertanyaan di
kepala, sampai kita benar-benar paham dengan permasalahan yang ada.
3. Di
era tsunami digital yang ditandai dengan banjirnya informasi, kita harus punya
kemampuan menyaring informasi. Berlatih membedakan mana artikel opini, mana
artikel berita yang berbasis data faktual. Caranya adalah dengan banyak membaca
dari berbagai sumber dan sudut pandang. Apakah berita yang kita baca itu sudah
mengikuti kaidah 5W1H? Malas membaca? Artinya menyengajakan diri dibodohi oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab.
4. Apa yang tidak terlihat, belum tentu tidak terjadi.
Judul : Prahara Suriah (Membongkar
Persekongkolan Multinasional)
Penulis : Dina Y. Sulaeman
Penyelaras aksara : Nie
Desain sampul : Yudi Irawan
Desain isi : Deen
Penerbit : Pustaka IIMaN
Terbit : Juni 2013